HALOCILEGON - Seluruh aktifitas manusia sangat mempengaruhi perubahan iklim secara dramatis. Bumi tengah mengalami krisis.
Pemanasan global yang terjadi bergantung pada pilihan setiap orang, hal ini sangat menentukan.
Banyak orang bertanya, apakah kita bisa menciptakan stabilitas iklim?
Baca Juga: Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas Sebanyak Lima Kali
Untuk menjawabnya diperlukan kesadaran diri sebagai agen. Menyakini bahwa segala yang di tetapkan pada setiap tindakan akan berhasil.
Meskipun jumlah manusia berlimpah di bumi, masih saja kita kekurangan agen tersebut.
Melansir dari media fastcompany pada Kamis, 10 Maret 2022, aktivitas manusia ternyata mempengaruhi iklim untuk energi dengan mengandalkan batu bara, minyak dan gas alam yang menimbulkan konsekuensi mengerikan.
Baca Juga: Ukraina Danai Persenjataan Untuk Hadapi Rusia dengan Menerbitkan NFT, Pendapatannya Gila-gilaan
Persoalan iklim sangat menantang bagi umat manusia. Betapa tidak, setiap tindakan kita pasti mempengaruhi bumi.
The Lancet, salah satu jurnal medis Inggris, menemukan survei di 10 negara bahwa lebih dari setengah anak muda berusia 16-25 tahun merasa sedih, marah, cemas, takut dan tidak berdaya atas perubahan iklim.
Peningkatan suhu global memicu intensitas badai, naiknya permukaan air laut dan gelombang panas sehingga manusia sulit untuk beradaptasi.
Bahaya tengah mengancam keselamatan umat manusia dan bumi.
Baca Juga: Adakah Hubungan Mata Uang Crypto Dengan Perang Rusia vs Ukraina? Simak Ulasannya Disini
Jika manusia mampu memilih untuk boros menggunakan energi, maka bisa juga bertindak yang memperbaiki stabilitas iklim. Pada akhirnya, manusia dan bumi kembali menjadi sehat.
Diperlukan pengetahuan ilmiah dalam menjaga keragaman hayati, memperhatikan seluruh tindakan yang dilakukan. Tidak boleh sembarangan.
Memperkuat kemauan dalam mengurangi emisi karbon dan bersiap menghadapi bencana iklim.
Pandemi covid-19 mengingatkan kita mengenai iklim. Sudah saatnya manusia bertindak secara harmonis dengan alam.***