PBB Laporkan Dunia Tengah Menghadapi Krisis Iklim, 42 Persen Populasi Manusia Terancam

1 Maret 2022, 22:51 WIB
logo Dewan Keamanan PBB/pixabay/geralt /


HALOCILEGON - PBB melalui para ilmuannya yang tergabung dalam Ingovermental Panel on Climate Change (IPCC) baru saja melaporkan kondisi iklim dunia pada Senin kemarin, 28 Februari 2022.

Dalam laporannya disebut, bahwa dunia sedang berlangsung krisis iklim dan miliaran manusia terancam.

Setidaknya, dari keseluruhan populasi manusia dunia, 42 persennya bertempat tinggal di daerah yang sangat rentan akibat perubahan iklim ini. Angka tersebut sekitar 3,3 - 3,6 miliar manusia.

Sekretaris Jendral PBB, Antonio Guterres mengemukakan bahwa dirinya belum pernah menerima laporan ilmiah yang isinya seburuk seperti laporan sekarang.

"tidak ada yang seperti ini dari seluruh laporan ilmiah yang saya ketahui," katanya seperti dilansir Halocilegon.com dari iflscience.com, Selasa,1 Maret 2022.

Revolusi industri telah banyak memberikan manfaat bagi manusia di bumi. Sayangnya manusia menggunakannya hanya untuk kepentingan bisnis tanpa memikirkan dampak pada alam.

"Polusi karbon bertebaran dimana-mana. Sekarang manusia hidup di area yang sangat berbahaya, hampir setengah dari seluruh populasi.", tambah Guterres.

Manusia beserta seluruh ekosistemnya mengalami ketidakmampuan mengatasi perubahan iklim. Anak-anak, perempuan dan masyarakat adat serta negara-negara berkembang akan mengalami pemusnahan.

Secara resmi Dr. Karen Makuch, dosen senior di Imperial College London menyebut, perubahan iklim berkontribusi pada dehumanisasi.

Anak-anak, perempuan dan masyarakat adat mengalami peningkatan konflik kekerassn dan kekurangan makanan dan air.

Untuk mengantisipasi ini, PBB menekankan agar negara negara di dunia melakukan pengurangan emisi hingga 45% pada tahun 2030 dan nol emisi pada tahun 2050, IPCC menyetujuinya.

Para pemimpin dunia, perusahaan energi fosil dan bank-bank besar mendapat pesan dari dunia: sedikit bicara, banyak bertindak.

Dunia sangat memerlukan pengurangan emisi gas rumah kaca dan percepatan adaptasi terhadap energi terbarukan.

Inilah yang perlu di lakukan untuk menghindari hilang nyawa, kerusakan keanekaragaman hayati dan kekacauan.

Banyak janji terucap pada COP26, tidak cukup hanya dengan retorika. sudah saatnya bertindak secara nyata dan mempercepatnya.***

Editor: Syamsul Ma'arif

Sumber: iflscience.com

Tags

Terkini

Terpopuler