Orang yang Telah Meninggal Bisa Hidup Dengan Metaverse, Benarkah? Simak Ulasan Berikut ini

8 April 2022, 18:23 WIB
Ilustrasi dari kehidupan di era metaverse /medium.com

HALOCILEGON - Metaverse belakangan tengah menjadi topik yang cukup serius dan ramai diperbincangkan.

Belakangan, metaverse juga tengah mewacanakan menghidupkan seseorang yang telah mati.

Alih-alih sedih karena kehilangan seseorang, tapi bagaimana jadinya jika seseorang yang telah tiada bisa hidup kembali. Tentu seram bukan?

Baca Juga: Inilah Cara Cuci Otak Calon Teroris dan Cara Hipnotis Agar Calon Teroris Mau Lakukan Bom Bunuh Diri

Kita telah sampai pada keabadian, setidaknya secara virtual.

Dilansir Halocilegon dari media analyticsinsight pada Jumat, 8 April 2022, Metaverse tengah mewacanakan untuk menghidupkan seseorang yang telah meninggal.

Tentu saja menggunakan perangkat teknologi seperti artificial intelligence, machine learning, virtual reality dan Augmented Reality serta blockchain yang tidak luput daripadanya.

Berbagai inovasi muncul yang merubah cara hidup, bekerja, berinteraksi hingga struktur sosial.

Metaverse menjadi budaya baru bagi manusia di dunia.

Kini, orang yang telah mati dapat hidup secara virtual dalam bentuk avatar.

Bagaimana menurut kamu?

Baca Juga: Agama, Seks dan Candu Mulai dari Perspektif Karl Marx hingga Sigmund Freud

Kamu tidak perlu berada di masa depan dengan angan-angan.

Fiksi ilmiah Neil Stephenson pada tahun 1992 mengenai Metaverse menjadi nyata sekarang juga.

Perusahaan seperti Belanda Holo dapat membuat Kanye West memberikan hadiah hologram kepada Kim Kardashian berupa ayahnya yang telah meninggal pada ulang tahun yang ke 40.

Atau seorang penyair dari Korea Selatan, menayangkan reuni antara ibu dan mendiang putrinya yang berusia 7 tahun melalui VR sebagai avatar digital mengfunakan foto dan kenangan dari ibunya. Seketika berlinang air mata.

Media sosial telah berkembang pada tahap selanjutnya.

Selain itu, jaringan sosial ETER9, yang didirikan oleh Henrique Jorge di Portugal, dapat membuat konten atau komentar otomatis atas nama pengguna setelah 'rekan' Artificial Intelligence menyalin perilaku online, bahkan setelah pengguna mati.

Kamu tertarik menikmati keabadian digital?

Meski demikian, kita tetap perlu keseimbangan antara ingatan digital dan kompleksitas emosional.

Baca Juga: Apa yang Kita Dapatkan dengan Membantu Orang Lain? Kamu akan Takjub Tanpa perlu Meminta

Jangan sampai masa depan dikendalikan oleh teknologi, apalagi diperbudak.***

Editor: Syamsul Ma'arif

Sumber: analyticsinsight.net

Tags

Terkini

Terpopuler