Tantangan Artificial Intelligence bagi Manusia Tertuntaskan, Seperti Apa Penjelasannya? Simak Ulasannya

8 April 2022, 12:42 WIB
Ilustrasi Artificial intelegensia /Google

HALOCILEGON.COM - Kehidupan manusia telah menyatu dengan teknologi.

Kemudahan aktivitas manusia di selenggarakan atas bantuan teknologi.

Tentu tidak terlepas pro-kontra, antara yang meyakini kendali manusia atas teknologi dan kehancuran seluruh ekosistem atas kemajuan teknologi.

Berbeda dengan profesor ilmu komputer Universitas Maryland, Ben Shneiderman, yang meragukan distopia oleh kemampuan Artificial Intelligence yang telah melampaui manusia.

Baca Juga: Inilah Strategi Menciptakan Artificial Intelligence untuk Manusia, Tidak Akan ada Distopia! Simak Ulasannya

Dilansir HaloCilegon dari media The Next Web pada Jumat, 8 April 2022, kemajuan Artificial Intelligence mulai mengintegrasikan pembelajaran mesin dan pembelajaran mendalam ke dalam aplikasi.

Setelah itu, terjadi perubahan paradigma untuk aplikasi.

Misalnya, kini terdapat ilusi model performa mengesankan yang dipercaya tanpa kontrol pengguna setelah sebelumnya hanya memungkinkan sedikit kesalahan dalam penggunaan grafis.

Demikian juga ilusi dalam kemajuan visi komputer, bahwa gambar sempurna akan tercipta secara otomatis oleh Artificial Intelligence tanpa campur tangan manusia.

Baca Juga: Artificial Intelligence : Otomatis atau Kontrol Manusia? 

"Gabungan kontrol manusia dan otomatisasi komputer masih menjadi tantangan, khususnya dalam transportasi dan perawatan medis," kata Shneiderman.

Sering kali pembelajaran mesin gagal secara tidak terduga.

Jangan sampai kemajuan pembelajaran mesin mengorbankan keamanan dan ketahanan.

Namun, perkembangan praktis telah mengatasi tantangan tersebut.

Baca Juga: Konsumerisme : Membeli atas Kebutuhan atau Keinginan?

Panduan Shneiderman meliputi desain visual, pratinjau perilaku, jejak audit, segalanya dapat memastikan keandalan, keamanan dan kepercayaan.

Kita perlu mengakui batas Artificial Intelligence dan manusia sehingga dapat menentukan pembagian kerja.

Contoh dan kerangka kerja untuk mengaplikasikan di dunia nyata sebagai berikut:

Pada intinya, memusatkan Artificial Intelligence pada manusia.

Baca Juga: Apa yang Kita Dapatkan dengan Membantu Orang Lain? Kamu akan Takjub Tanpa perlu Meminta

Kombinasi Artificial Intelligence dan manusia untuk meningkatkan nilai dan penerimaan produk dan layanan. Contohnya, memberi kontrol pengguna dalam operasional sistem pemberi rekomendasi atas panduan Artificial Intelligence.

Rancangan telebot untuk membedakan manusia dan komputer sekaligus merangkul keduanya, menciptakan kolaborasi kekuatan.

Telebots memanfaatkan fitur komputer yang unik, termasuk algoritme canggih, basis data besar, sensor super, arus informasi dan efektor yang kuat.

Selain itu, menyediakan fitur yang memungkinkan keputusan akurat, sensitif dan kritis. Contohnya, seperti robot bedah, perangkat lunak pasar keuangan dan operasi jarak jauh.

Baca Juga: Penting untuk Kesehatan! Ini 3 Tips Memilih Makanan Sehat Ketika Berpuasa di Bulan Ramadhan

Otonomi tetap membutuhkan pengawasan manusia. Pusat kontrol menyediakan berlimpah informasi, umpan balik setiap aktivitas, serta jejak audit untuk penyelidikan retrospektif.

Menurut Shneiderman, berbagai aplikasi dapat dikendalikan oleh manusia. Aktivitas otonom atas perlunya kecepatan respon, perhatian besar dan konstan tinjauan kinerja akan membuat operasi lebih aman.

Sistem Artificial Intelligence harus merespon kebutuhan manusia, seperti mesin ATM yang berperan sebagai teller bank.

Keselamatan produk dan layanan adalah norma senagai budaya para pembisnis.

Baca Juga: 3 Tanda Laki-laki ini Tulus Mencintaimu, Kenali dan Hargai Dia para Kaum Hawa

Melampaui sekedar kesuksesan komersil; kreativitas manusia, tanggung jawab, keberlanjutan dan keterhubungan sosial.

Menciptakan kebahagiaan, menjaga martabat manusia dan menebarkan kasih sayang.***

Editor: Roby Martin

Sumber: thenextweb.com

Tags

Terkini

Terpopuler