Bisnis Metaverse Jangan Sampai Mengabaikan Iklim. Perhatikan 5 Hal ini

7 April 2022, 11:20 WIB
ILUSTRASI Metaverse. /Instagram @ditjen.dikti

 

HALOCILEGON.COM - Bisnis selalu menjadi tren bagi manusia. Memunculkan beragam inovasi dan meraup keuntungan untuk meningkatkan taraf hidup.

Pada saat yang sama, kemajuan teknologi berkembang pesat.

Kini, berbagai bisnis mulai mengandalkan teknologi.

Segala aktivitas tentu menuntut pertanggungjawaban, berbisnis menggunakan teknologi ternyata menimbulkan dampak buruk bagi iklim.

 Baca Juga: Jika Kamu Hendak Bentuk Kebiasaan Sehat, Perhatikan Prinsip-Prinsip ini

Dilansir HaloCilegon dari media Ventura Beat pada Kamis, 7 April 2022, teknologi memang sangat membantu manusia, termasuk dalam berbisnis, namun dampaknya terhadap iklim perlu di perhitungkan. Konsekuensi yang tidak dapat terelakkan.

Ekosistem bumi telah mencapai katastropi.

Kita perlu beralih paradigma, bisnis tidak hanya untuk bisnis, melainkan selaras dengan keberlanjutan.

Metaverse tengah berlangsung hari ini, menjadi salah satu sarana bisnis yang sangat diminati. Masa depan tidak lagi kita tunggu, sekarang adalah waktunya.

 Baca Juga: Orang Tua Wajib Tahu, Inilah Alasan Kenapa Anak Sering Tantrum!

Setiap perusahaan yang menggunakan teknologi, khususnya Metaverse memiliki kontribusi pada penciptaan limbah elektronik.

Penyedia penyimpanan data harus memeriksa manufaktur canggih untuk keberlanjutan.

Kemajuan teknologi, berinovasi, meraup keuntungan dengan tetap menjaga stabilitas ekositem. Inilah bisnis masa depan.

Berikut adalah 5 hal yang perlu kita perhatikan untuk mempersiapkan perubahan paradigma.

 Baca Juga: Awas! Jangan Mengabaikan Perilaku Anak Seperti Ini

1. Bisnis berkelanjutan 

Teknologi tidak hanya menciptakan kemudahan dan keuntungan, melainkan budaya transparansi.

Mengembangkan Metaverse berarti memperbesar jumlah penyimpanan data.

Tantangannya adalah peningkatan emisi atas peningkatan konsumsi energi, produksi limbah fisik dan elektronik.

Hambatan nyata dari realitas virtual bagi keberlanjutan.

 

Setiap perusahaan harus bertanggungjawab, bukan hanya berbisnis ala kapitalisme.

Berkomitmen memerangi perubahan iklim dengan mengurangi jejak emisi.

Baca Juga: Jangan Dekati! Inilah 4 Efek Negatif Dari Penggunaan Psikedelik yang Sangat Membahayakan Tubuh 

2. Sarana-Prasarana

Volume besar data Metaverse membutuhkan penyimpanan.

Layanan teknologi informasi, termasuk cloud telah menyumbang sekitar 3,5% emisi global pada tahun 2020.

Janji bebas karbon perusahaan-perusahaan besar harus kita minta kembali, seperti Microsoft pada tahun 2025 dan Google pada tahun 2030.

Kita harus beralih menggunakan energi keberlanjutan.

Perusahaan seperti Apple dan Amazon telah menggunakan tenaga surya.

 Baca Juga: Dahsyat! Inilah Tiga Manfaat Terong Belanda bagi Tubuh, Salah Satunya Bisa Atasi Kanker

3. Meninjau aktivitas bisnis

Sistem produksi, penggunaan dan pembuangan perlu mengevaluasi dampak lingkungan.

Memastikan akuntabilitas dan transparansi penuh.

Perkembangan penyimpanan telah mencapai cloud, dari yang sebelumnya menggunakan disk lokal.

Oleh karena banyaknya bisnis beralih ke cloud, menyadari iklim tentu tergolong mudah bagi industri pusat data.

 Baca Juga: Bahaya! Jangan Bercanda Hal-hal Seperti Ini Karena Mentalnya Bisa Rusak

4. Ekonomi berkualitas

Hingga saat ini, limbah elektronik dalam skala besar masih mencemari lingkungan sehingga menimbulkan ancaman.

Kita perlu beralih paradigma bisnis ke ekonomi sirkular.

Seluruh aktivitas bisnis terintegrasi secara komperhensif.

Tempat sampah harus bersih limbah, seluruh aset harus dapat di daur ulang.

 Baca Juga: Cara Agar Aktivitas Refreshing Tetap Dapat Menjadi Sarana Healing yang Baik untuk Kamu

5. Tanggung jawab bisnis

Seluruh laporan harus transparan, setidaknya dalam hubungannya dengan iklim. Hal ini dapat meningkatkan akuntabilitas para pelaku bisnis.

Kita perlu memperhatikannya dari hulu ke hilir.

Partisipasi dalam inisiatif keberlanjutan dapat mempererat hubugan yang sejalan dengan kemajuam keberlanjutan pada saat bersamaan.

Pasar selalu menjadi sasaran bagi penyimpanan data dan limbah elektronik.

Mulailah alihkan pandangan ke jejak emisi, meletakkan keberlanjutan sebagai prioritas.

Dampak lingkungan sungguh nyata atas Metaverse yang virtual.***

Editor: Roby Martin

Sumber: venturebeat

Tags

Terkini

Terpopuler