Perubahan Iklim : Apa yang Sedang Terjadi Sekarang? Kamu Wajib Tahu, Simak Ulasan Berikut ini

- 13 April 2022, 02:50 WIB
Krisis iklim
Krisis iklim /

HALOCILEGON - Lingkungan bukan sesuatu yang terpisah dari manusia, melainkan suatu keutuhan hubungan.

Perubahan iklim terjadi sangat memperihatinkan, tidak dapat mengelak.

Keberlanjutan ekosistem mutlak diperlukan. Kita telah mencapai katastrofi.

Baca Juga: Peringatan PBB : Garis Bisnis Tidak Sekedar Ambil Keuntungan Besar. Perhatikan Perubahan Iklim!

Dilansir Halocilegon.com dari media World Economic Forum pada Rabu, 13 April 2022, menjelaskan setidaknya ada tiga masalah penting dalam menghadapi perubahan iklim.

Teknologi berkembang pesat, membantu memudahkan bagi manusia dalam menyelenggarakan aktivitas.

Tentu saja tidak gratis, pertumbuhan memiliki batas. Kita harus beralih paradigma dan pola hidup dalam memandang kemajuan.

Baca Juga: Laporan IPCC: Dunia Berada di Katastropi, Perubahan Iklim adalah Nyata. Tinggalkan Bahan Bakar Fosil!

Berikut adalah 3 hal penting yang perlu kita simak.

1. Berita terkini : masalah lingkungan dan perubahan iklim

- Di Antartika, menurut data satelit, terjadi keruntuhan lapisan es Conger.

- PBB membatasi cuaca dengan peringatan dini dalam 5 tahun ke depan. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan "sebagian penduduk bumi berada di zona yang berbahaya."

Namun "sepertiganya, di negara-negara berkembang maupun kurang berkembang serta kepulauan kecil, masih belum terliput oleh sistem peringatan dini."

Baca Juga: Menghadapi Perubahan Iklim Bumi yang Semakin Krisis, Ini Yang Harus Manusia Lakukan

- Pertama di dunia! Obligasi konservasi untuk satwa liar di kerahkan oleh Bank Dunia, 150 juta dolar diberikan kepada badak hitam di Afrika Selatan dalam meningkatkan jumlah populasi yang hampir punah.

- 200.000 ton hidrogen hijau di produksi oleh China, hidrogen bebas karbon ini per tahun pada 2025. Serta terus mengembangkan industri jangka panjang.

- Investasi 2 miliar dolar untuk 5 tahun ke depan dikerahkan Bosnia untuk proyek energi terbarukan. Meskipun pembangkit listik tenaga batu bara tetap berlangsung, padahal Uni Eropa menyatakan kecaman.

Baca Juga: Bumi Memasuki Krisis Iklim Gegara Ini, Jurnal Medis Inggris Menyebut Anak Muda di 10 Negara Cemas

- 48% penduduk Jerman mendukung Car Free Day mingguan, melalui jajak pendapat di pertengahan Maret.

- Studi baru menemukan burung bertelur di awal tahun yang merupakan akibat perubahan iklim. Hal ini merupakan bukti lanjutan yang mengganggu siklus hidup hewan dan tumbuhan.

- Australia : sering terjadi gelombang panas laut di perairan lepas pantai, bahkan mengancam Great Barrier Reef, tepat ketika kunjungan karang oleh tim PBB dalam mengklasifikasikan status kondisi di situs warisan dunia ini.

Baca Juga: Microsoft Memboikot Rusia atas Invasinya ke Ukraina, ini perlawanannya!

2. WHO : standar kualitas udara tidak dipenuhi oleh berbagai negara di dunua

- Survei WHO pada 2021 menyatakan, tidak ada masalah negara yang memenuhi standar kualitas udara WHO. Survei dilakukan lebih dari 6.000 kota meliputi data polusi dan kabut asap di beberapa daerah pulih kembali setelah lockdown karena Covid-19.

- Rekomendasi WHO : untuk rata-rata tahunan, partikel udara kecil berbahaya, disebut PM2.5 maksimum 5 mikrogram per meter kubik.

Baca Juga: Blockchain: Kita Perlu Memperhatikan Hal ini yang Timbul dari NFT

- Survei IQAir, perusahaan teknologi polusi Swiss menyatakan hanya 3,4% kota yang memenuhi standar kualitas udara.

"Berbagai negara mengambil tindakan yang cukup signifikan menanggapinya, seperti China, namun ada pula yang justru semakin buruk," kata Christi Schroeder, Manajer Ilmu Kualitas Udara IQAir.

3. Keragaman hayati : ancaman bagi sistem keuangan global

Baca Juga: Seks Virtual di Metaverse Menuntut Sikap, Bagaimana Menurut Kamu?

Jika tidak dilestarikan, keanekaragaman hayati yang hilang, penghapusan lebih tepatnya, akan menimbulkan risiko buruk bagi sistem keuangan global.

Pasalnya, sering kali masalah keanekaragaman hayati di abaikan, menurut laporan Jaringan untuk Sistem Keuangan Penghijauan (NGFS) dan Jaringan Internasional untuk Kebijakan Keuangan Berkelanjutan Wawasan.

"Seluruh tindakan yang menumpas keanekaragaman hayati yang sangat tinggi ekosistem. persediaan dan kualitas udara, makanan dan bersih menjadi rendah. Semuanya akan berdampak signifikan terhadap ekonomi maupun sosial," kata Ravi Menon, kepala NGFS.

Bank sentral dan pengawas harus meningkatkan pemahaman masalah ini. Jangan sampai melakukan pembangunan tanpa memperhatikan kondisi ekologis.

Baca Juga: Seperti Apa Pembangunan NATO Asia-Pasifik yang Dikatakan China?

Ekonomi sirkular harus di tegakkan demi terwujud.***

Editor: Syamsul Ma'arif

Sumber: weforum.org


Tags

Terkait

Terkini

x