Persepsi orang kita bentuk dengan merek. Menumpuk simbol yang kita beli di pasar.
Status sosial menjadi sangat penting. Hendak di akui secara sosial.
Kritik terhadapnya akan menimbulkan pertengkaran.
Keinginan telah melahap kebutuhan. Siklus ekonomi kapilatisme konsumen tanpa akhir.
Baca Juga: 3 Tanda Laki-laki ini Tulus Mencintaimu, Kenali dan Hargai Dia para Kaum Hawa
Membentuk diri kita menggunakan waktu yang terbatas menjalani hidup.
Seakan harga yang mahal menentukan kepuasan. Sedangkan kepuasan tidak mengenal batas.
Menurut penelitian, meskipun kita merasa bahagia, pola konsumerisme bukan cara yang baik meraih kepuasan.
Bahkan kita terlihat sangat buruk ketimbang pengeluaran berlebihan, seiring buruknya psikologis.
Baca Juga: Sudah Saatnya Kamu Bahagia Melalui 3 Hal Ini, Apa Saja? Simak Ulasan Berikut ini