3 Penyebab Mengapa Seseorang Sering Mengalami Rasa Cemas Berikut Cara Mengatasinya

29 Maret 2022, 20:15 WIB
Ilustrasi Rasa Cemas/ Unsplash/ Christian Erfrut /

HALOCILEGON - Ketika cemas, segalanya menjadi menyulitkan. Gairah beraktifitas hilang seketika.

Kualitas diri menurun seiring menurunnya tingkat produktivitas.

Tidak menutup kemungkinan buruk lainnya berada pada perilaku kita.

Baca Juga: 8 Perusahaan Raksasa Dunia yang Menggunakan Teknologi Augmented Reality dan Virtual Reality, Apa Kelebihannya?

Memahami biasnya pandangan umum secara spesifik, seminimal mungkun cukup dapat memotivasi diri untuk perbaikan.

Dilansir halocilegon.com dari media psychology today pada Selasa, 29 Maret 2022, terdapat 3 hal yang membuat seseorang mengalami kecemasan.

Kondisi emosinal senantiasa melekat pada seseorang, tidak ada cara untuk menghilangkannya.

Maka hal ini sangat perlu di tanggapi. Jika tidak, hanya akan menimbulkan kekacauan.

1. Prasangka akan penolakan

Prasangka selalu muncul ketika kita hendak melakukan sesuatu.

Meskipun dalam kondisi tenang, yang artinya berpikir positif, prasangka tetaplah prasangka.

Jika yang diharapkan sesuai dengan kenyataan, pasti mendatangkan kebahagiaan.

Baca Juga: Setelah Pandemi Mereda, ini 10 Hal yang Harus Kamu Lakukan untuk Membentuk Mental Kemanusiaan lebih Kuat

Yang sangat berbahaya, ketika pikiran negatif yang kita sangkakan.

Tentu akan melemahkan mental sehingga tidak terjadi tindakan.

Bagaimana jika berpikir positif namun tidak sesuai dengan kenyataan alias sebaliknya?

Diperlukan berlapis tameng mental dalam menghalau kesedihan.

2. Perfeksionis

Sebenarnya kesempuraan sangat manusiawi. Siapa rupanya yang tidak ingin sempurna.

Namun dapat berdampak negatif; rentan terhadap kekurangan.

Perfeksionisme menimbulkan ketakutan jika kekurangan sebagai akibat akan terungkap diketahui oleh orang lain pada akhirnya.

Status hubungan kian memudar.

Perlu kesadaran bahwa yang kita lakukan tidak selalu ternilai hebat.

Baca Juga: Kripto Mulai Banyak Digunakan, Apakah Kepemilikannya Bisa Beralih Jika Kita Meninggal?

Yang paling penting tetap memiliki makna. Sesederhana apapun, jika memiliki makna akan sangat istimewa.

Bukan berarti tidak boleh sempurna, hanya saja harus strategis.

Kita juga perlu menyadari bahwa hakim masih manusia.

Biarkan orang lain membentuk opini, sebab mereka akan tetap melakukannya atas segala tindakan kita, tanpa terkecuali.

Dan biarkan kita menjadi diri sendiri.

3. Menebak harapan orang lain

Hal ini merupakan pancaran kepedulian.

Atau tidak lain, kita memproyeksikan standar pemikiran kita dengan orang lain. Kita menyangka bahwa akan sama.

Tentu sangat baik, namun sering kali kita terjebak pada tindakan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Bahkan tidak layak.

Jika sangat penting, ada kalanya berdiskusi daridapa menebak-nebak ketidakjelasan.

Mengenali kecemasan dapat mencegah gangguan emosional sehingga kita tetap stabil. Latihan harus dilakukan dengan mengoreksi.

Baca Juga: Manfaat Istighfar Jika Dibaca 70 Kali Sehari, Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki: Akan Diampuni Dosanya

Dengan mehamaminya akan sangat berkualitas seiring dengan peningkatan produktivitas.***

Editor: Syamsul Ma'arif

Sumber: psychologytoday.com

Tags

Terkini

Terpopuler