3. Kepentingan subjektif
Penolakan kenyataan perubahan iklim karena keengganan melepaskan produksi bahan bakar fosil yang sangat terjangkau, bukan karena anti sains.
Selain daripada tidak mengakui bahwa kita adalah penyebab terjadinya bencana.
4. Sia-sia
Menganggap semua hal hanyalah kesia-siaan.
Tergerak oleh hasrat dengan membiarkan kerusakan ekosistem.
Kita perlu membalikkan pandangan dan arah tindakan.
Rata-rata suhu globlah telah meningkat.
Ketika masyarakat mulai berhemat, tetap saja industri bahan bakar fosil yang harus beralih ke energi terbarukan dan ramah lingkungan, supaya terjadi perubahan mengakar.
Menyadari ego dan menjauhkan kita dari bencana.