4 Alasan Orang Tidak Percaya Terhadap Perubahan Iklim di Masa Depan, Padahal Ini Faktanya

7 April 2022, 14:07 WIB
Ilustrasi Tidak Percaya /Geralt/Pixabay/

HALOCILEGON - Para ilmuwan iklim telah menyelenggarakan konsensus yang menyatakan perubahan iklim.

Manusia dihadapkan tantangan antara kemajuan dan krisis iklim.

Jika tanpa tindakan, gelombang panas, kebakaran, banjir, naiknya permukaan laut dan kerusakan ekosistem akan meningkat.

Baca Juga: Menjelajahi Google Chrome Terbaru Versi 100. Seperti Apa Rupanya? Simak Ulasannya!

Hal ini bukan belum terjadi, kita sedang mengalaminya. Bumi telah mencapai batas katastropi.

Dilansir Halocilegon.com dari media analyticsinisght pada Kamis, 7 April 2022, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) telah memperingatkan pengurangan emisi gas rumah kaca atas ancaman yang signifikan.

Kekeringan, menurunya sumber makanan dan air tawar, penyakit menular dan kondisi alam yang buruk telah kita saksikan beberapa tahun terakhir.

Meski demikian, tetap saja masih ada orang-orang yang abai.

Bahkan setelah mengalami 7 tahun terpanas yang terjadi antara 2015 dan 2021.

Berikut adalah 4 alasan orang-orang yang tidak percaya terhadap perubahan iklim.

1. Ketidaktahuan

Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui ilmuwan iklim telah menyelenggarakan konsensus tentang perubahan iklim.

Tentu saja penyebarluasan informasi di halau oleh industri berbahan bakar fosil.

Baca Juga: Bisnis Metaverse Jangan Sampai Mengabaikan Iklim. Perhatikan 5 Hal ini

Selain itu, masyarakat cenderung berpandangan antroposen.

2. Non ilmiah

Cenderung meyakini mutlak pengalaman. Menganggap kebenarannya tidak dapat di ganggu gugat.

Data di seluruh dunia kita abaikan, naif dalam mencerna kenyataan.

Sering kali tidak menyadari hal-hal yang bergerak secara bertahap dengan rentang waktu yang cukup panjang.

3. Kepentingan subjektif

Penolakan kenyataan perubahan iklim karena keengganan melepaskan produksi bahan bakar fosil yang sangat terjangkau, bukan karena anti sains.

Selain daripada tidak mengakui bahwa kita adalah penyebab terjadinya bencana.

4. Sia-sia

Menganggap semua hal hanyalah kesia-siaan.

Tergerak oleh hasrat dengan membiarkan kerusakan ekosistem.

Kita perlu membalikkan pandangan dan arah tindakan.

Rata-rata suhu globlah telah meningkat.

Ketika masyarakat mulai berhemat, tetap saja industri bahan bakar fosil yang harus beralih ke energi terbarukan dan ramah lingkungan, supaya terjadi perubahan mengakar.

Menyadari ego dan menjauhkan kita dari bencana.

Baca Juga: Peringatan PBB : Menjalankan Bisnis Tidak Sekedar Ambil Keuntungan Besar. Perhatikan Perubahan Iklim!

Bahkan harus mencapai tindakan politik, perubahan iklim tidak dapat terelakkan.***

Editor: Syamsul Ma'arif

Sumber: analyticsinsight.net

Tags

Terkini

Terpopuler