Cak Nun Sebut Cangkul, Pedang dan Keris Memiliki Filosofi yang Mendalam, Begini Penjelasannya

- 15 Februari 2022, 00:28 WIB
Cak Nun Meyebut Cangkul, Pedang dan Keris memiliki filosofi yang dalam
Cak Nun Meyebut Cangkul, Pedang dan Keris memiliki filosofi yang dalam /

HALOCILEGON - Pasti kita sudah tak asing lagi dengan alat alat kerja primitif seperti cangkul, pedang dan Keris.

Sebegitu familiarnya sehingga kita menanggapi benda benda tersebut dengan respon yang datar atau biasa saja, bahkan kadangkala tak menghiraukannya.

Mungkin, cangkul yang pada umumnya digunakan untuk memindahkan atau mengaduk pasir, semen dan kerikil hanya memberi gambaran sesosok kuli bangunan.

Begitu juga dengan pedang, yang pada umumnya digunakan untuk menebas hanya memberi gambaran sesosok ksatria.

Termasuk juga Keris, yang pada umumnya digunakan untuk pajangan hanya memberi gambaran sesosok orang pintar atau dukun.

Tidak ada yang keliru memang dengan pandangan yang demikian absurd itu.

Namun, Cak Nun dengan kepiawaiannya justru menyingkap benda sederhana tersebut dengan makna yang sangat menakjubkan.

Dilansir Halocilegon.com dari pengajian Cak Nun yang diunggah melalui kanal YouTube JUNIOR, Selasa, 15 Februari 2022 disebut Cak Nun, bahwa cangkul, pedang dan Keris, memiliki folosofi yang mendalam.

Menurutnya, Cangkul digunakan dalam mencari nafkah bagi seorang kuli bangunan, khususnya tempat tinggal.

Manusia mengemban tugas berupa pemenuhan kebutuhan dasar untuk melanjutkan hidup. Cangkul teridentifikasi sebagai simbol ekonomi.

Sementara Pedang digunakan selagi berperang bagi seorang ksatria untuk menghilangkan nyawa dengan menebas atau setidaknya menjaga keamanan dan ketertiban.

Cak Nun mengilustrasikan pengelolaan diri (perilaku) dalam menempuh pengendalian keseimbangan hidup.

Jika memandang konteks yang luas, baginya Pedang teridentifikasi sebagai simbol politik.

Ini terkait dengan kekuasaan-otoritas pemerintah; penegak keadilan bagi seluruh rakyat.

Dan terakhir, Keris. Benda yang dianggap sakral oleh masyarakat pada umumnya, kerap kali di tautkan dengan dunia mistik sehingga terkesan menyeramkan.

Cak Nun menyepakati hal tersebut dengan pandangan uniknya, Keris teridentifikasi sebagai simbol Budaya.

Menurut Cak Nun, setiap individu haruslah memiliki Keris di dalam dirinya; memiliki -contoh- kasepuhan, begawan dan punokawan.

Maksud dari Keris sebagai simbol Budaya adalah martabat (harga diri).

Dalam kenegaraan, Keris sudah tiada lagi! Diartikan sebagai Dewan Pertimbangan Agung (DPA - pra reformasi) dan Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) yang tidak berfungsi sebagaimana konsep pada awal pendiriannya.

Maka tidak heran jika sekarang Indonesia tidak memiliki Garis Besar Haluan Negara (GBHN).

Pemerintahan diselenggarakan hanya sekehendaknya. Indonesia hanya memiliki Pedang. Alih-alih mengabdi pada rakyat, Pedang digunakan untuk men-Cangkul.***

Editor: Syamsul Ma'arif

Sumber: YouTube JUNIOR


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah