HALOCILEGON - Setiap menjelang hari lebaran Idul Fitri kita selalu menyaksikan tradisi mudik dimana orang akan berbondong-bondong pulang ke Kampung halaman.
Secara manusiawi pasti kita senang dan cinta dengan Kampung halaman, lingkungan yang memberi udara, tempat melepaskan dahaga dengan air mineralnya.
Namun, itu menjadi pelajaran bahwa kita semua dalam perjalanan hidup di dunia ada masanya akan kembali ke kampung abadi yaitu akhirat.
Melansir ceramah Buya Arrazy pada Minggu 27 Maret melalui kanal YouTube Ceramah Ustadz Terbaru tentang hakikat pulang kampung dijelaskan Buya Arrazy sebagai berikut:
Hati kita pasti rindu dengan suasana kampung. Disaat malam takbiran orang tidak bisa mudik pasti selalu ada suasana memori tentang kampung halaman.
"Kalau kampung jasad kita, kampung tempat di mana kita lahir membuat kita rindu, mestinya kampung ruhani kita juga harus rindu," tegas Buya Arrazy.
Inilah makna innalilllah (kita berasal dari Allah, kampung kita dari Allah) waInnailaihi rajiun (nanti kita pasti akan pulang kampung yaitu kehadirat Allah)
Masalahnya, apakah kita punya modal untuk pulang kampung? berani kah kita pulang kampung enggak bawa apa apa? pasti kita malu dengan orang orang yang dikampung
Sama halnya, apakah kita mau mudik kembali kehadirat Allah, tanpa bawa oleh-oleh (amalan) saat menghadap kepada-Nya?
Dunia ini adalah tempat perantauan kita, jadilah kita seperti orang asin, seperti orang yang melakukan perjalanan panjang.
Gunakan kekayaan kita untuk bersedekah, berbuat baik sebagai bekal untuk mudik kehadirat Allah.***