HALOCILEGON.COM - Sebagai manuisa biasa, marah merupakan sesuatu yang manusiawi.
Siapapun orang tua pasti pernah marah pada anaknya, apalagi jika anak yang susah diomong atau diatur, ditambah jika kita sedang ada masalah lainnya.
Namun, terlalu sering marah juga akan berdampak negatif pada anak, seperti:
1. Penakut
Akibat orang tua sering marah pada anak, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang penakut.
Anak akan merasa menjadi sumber kemarahan orang tuanya.
Dia juga akan takut bertindak maupun berkata kata, karena khawatir perbuatan atau perkataannya akan membuat orang tuanya marah.
Baca Juga: Inilah Pahala Sunah Mengumandangkan Takbir di Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha
Pada akhirnya, anak akan hidup dalam ketakutan, bahkan hingga dewasa menjadi seorang yang pengecut.
2. Mudah cemas
Akibat anak sering dimarahi akan membuat anak menjadi mudah cemas.
Ketakutan yang berkepanjangan akibat anak sering dibentak dan dimarahi akan membuatnya menjadi pribadi yang mudah cemas dan khawatir dalam bertindak.
Baca Juga: Inilah Perbedaan Mengeluh, Kikir dan Bersyukur, Cara untuk Bersyukur dengan Merayakan Kehidupan
Rasa cemas yang selalu meliputinya ini pun dapat membuat anak sulit untuk berkembang.
Dia pun cenderung kurang berani dalam mengambil keputusan, apalagi terkait kreatifitas dan mencoba hal-hal baru.
3. Tidak Percaya Diri dan Depresi
Anak yang terus-menerus dimarahi akan merasa bahwa dirinya tidak berguna.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra Harian, Selasa, 28 Juni 2022: Jelaskan dan Tegaskan Semuanya
Akibatnya, anak akan kehilangan rasa percaya diri dan harga dirinya, selain itu interaksi antara orang tua dan anak akan memburuk.
Jika tidak ditangani secara serius, anak akan mengembangkan gangguan mental berupa depresi.
Kondisi ini pada akhirnya membawa anak mencari solusi lewat cara-cara yang salah untuk menenangkan dirinya.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Virgo Harian, Selasa, 28 Juni 2022: Diam Dalam Gerak dan Gerak Dalam Diam
Misalnya, konsumsi alkohol hingga obat-obatan terlarang untuk mengembalikan kepercayaan dirinya.
4. Cuek
Karena orang tua mudah marah, anak bisa saja bersikap cuek sebagai bentuk perlawanannya.
Dia akan bersikap tidak peduli dengan nasihat orang tuanya.
Baca Juga: Catat! Ini Dia Tata Cara Penulisan Gelar Akademik Yang Benar
Sesaat, ketika dibentak atau dimarahi, anak kelihatan diam dan seolah-olah mendengar.
Padahal, perkataan orang tuanya hanya dianggap sebagai angin lalu.
Hal ini membuat kepercayaan anak terhadap orang tua pun hilang, dan pada akhirnya, bisa berdampak buruk pada hubungan di dalam keluarga, juga pada kehidupan sosial anak di masa depan.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Pisces Harian, Selasa, 28 Juni 2022: Jangan Ribet deh ya
5. Pemberontak
Salah satu dampak negatif anak sering dimarahi lainnya adalah ia tumbuh menjadi pemberontak.
Dia menjadi pribadi yang keras kepala, suka melawan, durhaka, dan tidak mematuhi perkataan orang tua.
Sebab anak merasa tidak dihargai oleh orang tuanya, anak malah merasa senang jika orang tua marah dan emosi kepadanya.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Aquarius Harian, Selasa, 28 Juni 2022: Dengan Bertindak, Semua Akan Tampak
Itu menjadi alasan baginya untuk bisa memberontak dan tidak mengindahkan apa yang dikatakan ayah atau ibunya.
6. Pemarah
Seperti pepatah "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya", orang tua yang sering marah juga akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang pemarah.
Ini bisa terjadi, karena ia melihat bahwa marah adalah salah satu cara untuk menyelesaikan masalah.
Jadi, jangan heran bila mendapati anak yang mudah emosi dan marah terhadap teman-temannya.
Bisa jadi, sifat itu muncul karena dia mendapatkan perlakuan yang sama di rumah.
7. Sulit Berkonsentrasi
Anak yang sering dimarahi juga akan tumbuh menjadi seseorang yang sulit berkonsentrasi.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Sagitarius Harian, Selasa, 28 Juni 2022: Menikmati Bukan Berarti Main-Main
Kondisi ini kemudian membuat mereka sulit memahami dan mengerjakan tugas-tugas sekolahnya.
Sulit berkonsentrasi juga membuat anak enggan untuk belajar suatu keahlian ataupun mencari keahlian baru di luar akademis.
Pada gilirannya, ia dapat tumbuh tanpa kemampuan yang memadai ketika memasuki masa dewasa nantinya.***