Kementerian Kesehatan Punya Program Gunakan Jam Pintar Sebagai Standar Pemantauan Kesehatan

- 11 Juni 2022, 14:35 WIB

 

HALOCILEGON.COM - Banyaknya pengguna jam pintar yang digunakan sebagai data kesehatan.

Dimana dalam jam pintar tersebut ada berbagai fitur seperti penghitung langkah kaki, saturasi oksigen, detak jantung dan seterusnya.

Kementerian Kesehatan memiliki program memanfaatkan jam pintar ini dalam banyak hal.

Data pemantauan kesehatan yang ada di jam pintar akan terintegrasi dengan data kesehatan yang ada di rumah sakit.

Kementerian Kesehatan mengungkap salah satu programnya yang berkaitan dengan kesehatan dan juga pemanfaatan teknologi yaitu rencana integrasi data kesehatan para pengguna jam pintar atau smart watch dan mungkin juga dikenal sebagai bagian dari wearable device.

Cara ini menurut Chief Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan Setiaji cukup efektif untuk memantau kesehatan masyarakat masa kini mengingat peminat jam pintar kian meningkat.

"Saat ini data kesehatan tidak hanya bisa didapatkan dari rumah sakit atau lab. Kita bisa mengintegrasikannya dengan 'wearable device'. Nantinya kita akan gunakan sebagai standar yang bisa digunakan untuk pemantauan kesehatan," kata Setiaji dalam acara konferensi pers sebagaimana dikutip oleh Halocilegon dari Antaranews pada Sabtu, 11 Juni 2022 dengan judul Kemenkes berencana integrasikan data kesehatan pengguna jam pintar.

Menariknya kini Kementerian Kesehatan tengah mengujicobakan pemanfaatan teknologi jam pintar itu pada para Jemaah Haji yang akan berangkat menunaikan ibadahnya ke Arab Saudi.

Dari total para jemaah di kloter pertama embarkasi Jakarta berjumlah 11267 orang, 3000 di antaranya memiliki status kesehatan berisiko tinggi.

Mereka yang berisiko tinggi itu akan dibekali "wrist band" yang bisa memantau kesehatan para jemaah tersebut dan terhubung langsung dengan aplikasi bernama TeleJemaah.

Hal- hal yang dipantau berupa tanda- tanda vital seperti detak jantung hingga kondisi saturasi.

Pemantauan itu secara langsung terhubung dengan petugas yang membimbing para jemaah dan jika ditemukan kondisi yang tidak normal maka petugas bisa langsung mengambil tindakan.

Nantinya data- data dari "wearable devices" akan dirancang untuk terkoneksi ke sistem bernama Indonesia Health Services yang dikembangkan Kemenkes serta saat ini masuk dalam tahapan pengujian beta.

"Kita nanti di awal Juli akan merilis ini, kita harapkan wearable device nantinya bisa terkoneksi dengan sistem IHS sehingga bisa meningkatkan layanan kesehatan kita yang istilahnya adalah deteksi otomatis atau autodetection input dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia,"ujar Setiaji.***

Editor: Roby Martin

Sumber: ANTARA


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah