HALOCILEGON - Saat ini sedang ramai diperbincangkan mengenai penyakit Skizofrenia.
Dilansir dari WHO, sampai saat ini terdapat lebih dari 20 juta manusia mengidap Skizofrenia.
Indonesia menjadi negara nomor satu dengan penduduknya yang paling banyak mengidap penyakit ini.
Baca Juga: Memperingati HUT KOWAL 2023, Simak Sejarah Pembentukannya
Indonesia memiliki DALY rate sebesar 321.870, diikuti oleh Filipina dengan DALY rate 317.079.
Lantas, apa itu Skizofrenia?
PENGERTIAN SKIZOFRENIA
Skizofrenia merupakan gangguan kejiwaan yang berdampak pada pola pikir, perasaan serta perilaku manusia.
Skizofrenia termasuk ke dalam salah satu penyakit yang berbahaya, karena menimbulkan gejala psikosis dan melemahkan penderitanya.
Baca Juga: Rewind Indonesia Hadir Kembali, Menampilkan Fenomena-fenomena Viral 2022
Penderita akan sulit membedakan antara hal nyata dan imajinasinya.
Skizofrenia dapat dialami oleh siapa saja. Umumnya, gejala yang ditimbulkan penyakit ini dirasakan saat umur remaja baik perempuan maupun laki-laki.
Penderita Skizofrenia cenderung memiliki penyakit kronis lain seperti penyakit diabetes dan jantung.
Oleh karena itu, pengobatan yang tepat dan rutin sangat diperlukan oleh penderita penyakit ini.
Baca Juga: Tulus Tur Manusia 2023 Digelar di 11 Kota, Berikut Jadwal dan Link Pembelian Tiketnya!
GEJALA SKIZOFRENIA
Gejala yang ditimbulkan oleh penderita penyakit ini bermacam-macam, seperti:
1. Berhalusinasi, melihat sesuatu atau mendengar suara yang tidak nyata.
2. Delusi, menyakini hal yang tidak memiliki bukti.
3. Sulit konsentrasi.
4. Tidak punya inisiatif.
5. Kemampuan berkomunikasi berkurang.
Baca Juga: SMTOWN LIVE 2023 Ditayangkan Secara Gratis, Simak Jadwal Tayangnya
PENGOBATAN SKIZOFRENIA
Sampai saat ini, telah ada berbagai macam terapi yang dapat membantu penderita Skizofrenia.
Terapi-terapi tersebut antara lain:
1. Terapi Elektrokomvulsif
Terapi ini merupakan sebuah metode yang efektif untuk mengatasi gejala berat seperti depresi dan keinginan untuk mencelakakan diri.
2. Terapi Psikoterapi
Terapi yang menggabungkan antara obat dan pembelajaran kepada penderitanya. Terapi ini dibagi menjadi dua, yaitu Remediasi Kognitif dan Perilaku Kognitif.
Baca Juga: TREASURE Bakal Menyapa Indonesia Maret 2023, Gelar Konser Tunggal Selama 2 Hari
Terapi-terapi ini tidak sepenuhnya menyembuhkan namun membantu para penderita agar menghilangkan gejala-gejala yang dialaminya.
Demikian informasi mengenai penyakit Skizofrenia serta gejala dan pengobatannya.***